Pada hakikatnya, sebuah proses pembelajaran yang dilakukan di kelas-kelas bisa kita dipadankan sebagai sebuah proses ilmiah. Oleh sebab itulah, dalam Kurikulum 2013 diamanatkan tentang apa sebenarnya esensi dari pendekatan saintifik pada kegiatan pembelajaran. Ada sebuah keyakinan bahwa pendekatan ilmiah merupakan sebentuk titian emas perkembangan dan pengembangan sikap (ranah afektif), keterampilan (ranah psikomotorik), dan pengetahuan (ranah kognitif) siswa.
Pada suatu pendekatan yang dilakukan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para saintis lebih mementingkan penggunaan pelararan induktif (inductive reasoning) daripada penggunaan penalaran deduktif (deductive reasoning). Penalaran deduktif adalah bentuk penalaran yang mencoba melihat fenomena-fenomena umum untuk kemudian membuat sebuah simpulan yang khusus. Penalaran induktif (inductive reasoning) adalah kebalikannya. Penalaran induktif justru memandang fenomena-fenomena atau situasi-situasi yang khusus lalu berikutnya membuat sebuah simpulan secara keseluruhan (umum). Esensinya, pada penggunaan penalaran induktif, bukti-bukti khusus (spesifik) ditempatkan ke dalam suatu relasi (hubungan) gagasan/ide yang lebih luas (umum). Sedangkan metode ilmiah pada umumnya meletakkan fenomena-fenomena unik dengan kajian khusus/spesifik dan detail lalu setelah itu kemudian merumuskan sebuah simpulan yang bersifat umum.
Metode ilmiah adalah sebuah metode yang merujuk pada teknik-teknik penyelidikan terhadap suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Agar dapat dikatakan sebagai metode yang bersifat ilmiah, maka sebuah metode penyelidikan/inkuiri/pencarian (method of inquiry) haruslah didasarkan pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.
Download materi Pendekatan Scientific
Manfaat PTK dalam Dunia Pendidikan
Dalam PTK ada 3 (tiga) komponen yang menjadi sasaran utama PTK, yaitu siswa / pembelajaran, guru, dan sekolah. Tiga komponen itulah yang akan menerima manfaat dari PTK.
a. Manfaat bagi siswa dan pembelajaran
Tujuan PTK adalah memperbaiki kualitas proses pembelajaran dengan sasaran akhir memperbaiki hasil belajar siswa, sehingga PTK mempunyai manfaat yang
sangat besar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Dengan
adanya pelaksanaan PTK, kesalahan dan kesulitan dalam proses pembelajaran (baik strategi, teknik, konsep, dan lain-lain) akan dengan cepat dapat dianalisis dan didiagnosis,
sehingga kesalahan dan kesulitan tersebut tidak akan berlarut-larut.
Jika kesalahan yang terjadi dapat segera diperbaiki, maka pembelajaran
akan mudah dilaksanakan, menarik, dan hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat.
Ini
menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara pembelajaran dan
perbaikan hasil belajar siswa. Keduanya akan dapat terwujud, jika guru
memiliki kemampuan dan kemauan untuk melakukan PTK.
Selain PTK dapat meningkatkan hasil belajar siswa, PTK yang dilakukan oleh guru dapat menjadi model bagi siswa dalam meningkatkan prestasinya. Guru yang selalu melakukan PTK yang inovatif dan kreatif akan memiliki sikap kritis dan reflektif terhadap hasil belajar yang
dicapai siswa. Sikap kristis inilah yang akan dijadikan model bagi
siswa untuk terus merefleksi diri sebagaimana yang dilakukan oleh
gurunya.
b. Manfaat bagi guru.
Beberapa manfaat PTK bagi guru antara lain:
1. Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran
melalui suatu kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi
dikelasnya. Keberhasilan dalam perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas
bagi guru, karena Ia telah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi
siswanya melalui proses pembelajaran yang dikelolanya.
2. Dengan melakukan PTK, guru dapat berkembang dan meningkatkan kinerjanya secara profesional,
karena guru mampu menilai, merefleksi diri, dan mampu memperbaiki
pembelajaran yang dikelolanya. Dalam hal ini, guru tidak lagi hanya
sebagai seorang praktisi yang sudah merasa puas terhadap apa yang
dikerjakan selama ini, namun juga sebagai peneliti dibidangnya yang
selalu ingin melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran yang inovatif
dan kreatif.
3. Melalui PTK, guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif
dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri. Guru tidak
hanya menjadi penerima hasil perbaikan dari orang lain, namun guru itu
sendiri berperan sebagai perancang dan pelaku perbaikan tersebut,
sehingga diharapkan dapat menghasilkan teori-teori dan praktik-praktik pembelajaran.
4. Dengan PTK, guru akan merasa lebih percaya diri. Guru yang selalu merefleksi diri, melakukan evaluasi diri, dan menganalisis
kinerjanya sendiri di dalam kelas, tentu saja akan selalu menemukan
kekuatan, kelemahan, dan tantangan pembelajaran dan pendidikan masa
depan, dan mengembangkan alternatif pemecahan masalah / kelemahan yang ada pada dirinya dalam pembelajaran. Guru yang demikian adalah guru yang memiliki kepercayaan diri yang kuat.
c. Manfaat bagi sekolah Sekolah yang para gurunya memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan atau perbaikan kinerjanya secara profesional,
maka sekolah tersebut akan berkembang pesat. Ada hubungan yang erat
antara berkembangnya suatu sekolah dengan berkembangnya kemampuan guru.
Sekolah tidak akan berkembang, jika gurunya tidak memiliki kemampuan
untuk mengembangkan diri. Kaitannya dengan PTK, jika sekolah yang para gurunya memiliki keterampilan dalam melaksanakan PTK tentu saja sekolah tersebut akan memperoleh manfaat yang besar, karena peningkatan kualitas pembelajaran mencerminkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut.
Download Materi PTK
PENTINGNYA KTI DALAM PROSES SERTIFIKASI GURU
Permendiknas Nomor 18 tahun 2007 menyatakan bahwa
sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi
untuk memperoleh sertifikat pendidik. Uji kompetensi tersebut dilakukan
dalam bentuk penilaian portofolio, yang merupakan pengakuan atas
pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan
dokumen yang mencerminkan kompetensi guru. Komponen penilaian portofolio
mencakup: (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3)
pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5)
penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya
pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9)
pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan (10)
penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.
Download materi KTI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar